Artikel 1:
Mengajak Siswa Memahami Lingkungan
Judul: Mengajak Siswa Memahami Lingkungan
Bahan ini cocok untuk Semua Sektor Pendidikan bagian PENDIDIKAN / EDUCATION.
Nama & E-mail (Penulis): Mustar, S.Pd
Saya Guru di SMA Negeri 25 Bandung
Topik: Pendidikan Lingkungan Hidup
Tanggal: 24 April 2006
MENGAJAK SISWA MEMAHAMI LINGKUNGAN
Oleh : MUSTAR, S.Pd
Baru-baru ini dipublikasikan bahwa penurunan muka air tanah di Kota Bandung sudah mencapai 0,42 meter per tahun. Kondisi ini akan memperparah keberadaan sumber air bersih bagi masyarakat Kota Bandung. Di sisi lain kondisi sungai-sungai yang berada di Kota Bandung juga memprihatinkan. Kita lihat saja Sungai Cikapundung yang membelah Kota Bandung dari Utara Dago hingga Sungai Citarum di Selatan Kota Bandung.
Sungai yang melegenda dan menjadi kebanggaan masyarakat Bandung kini tidak lebih dari saluran pembuangan sampah, kotoran manusia dan limbah rumah tangga lainnya. Sampah, kotoran manusia dan limbah rumah tangga tersebut sudah menambah volume sedimentasi di sungai. Hal inilah yang menyebabkan pendangkalan sungai dan tentu saja pencemaran air sungai.
Ironisnya keadaan tersebut ditambah lagi dengan keberadaan hutan yang kian hari semakin berubah fungsi. Fungsi sebagai pengendali hidrologis berubah menjadi lahan pemukiman dan bangunan jalan. Fungsi hidrologis ini merupakan fungsi yang sangat penting karena hutan berperan dalam penyerapan air ke dalam tanah. Di samping menjaga ketersediaan air tanah dalam volume yang cukup juga dapat memperkecil indeks run off. Indeks run off yang besar tentu saja akan menyebabkan air mengalir pada permukaan tanah secara massif dan cenderung tidak terkendali. Inilah yang kemudian menjadi potensi banjir bandang.
Di Kota Bandung, tingginya indeks run off dapat kita saksikan ketika hujan datang maka sebagian jalan di Kota Bandung akan tergenang air yang disebut banjir cileuncang. Keadaan ini akan mempercepat pengrusakan jalan.
Setelah masalah perairan, di Kota Bandung juga mengalami degradasi lingkungan yang disebabkan pencemaran udara. Baru-baru ini pula dipublikasikan penelitian yang menyebutkan pada sebagian siswa SD di Kota Bandung sudah terkontaminasi oleh timbal dalam kadar yang memprihatinkan. Sementara timbal yang berasal dari bahan bakar kendaraan bermotor tersebut bisa menyebabkan penurunan daya pikir.
Selain timbal yang kita peroleh dari emisi gas buang kendaraan bermotor juga terdapat senyawa CO (Karbon Monoksida). Terhadap ikatan dengan darah CO akan lebih mudah berikatan daripada O2 , sementara yang dibutuhkan oleh tubuh manusia adalah O2. Artinya jika kandungan CO di udara lebih banyak daripada O2 maka lebih besar pula peluang tersingkirnya O2 yang pada gilirannya akan menyebabkan berbagai gangguan pada tubuh manusia.
Semua fakta kerusakan lingkungan Kota Bandung tersebut sebetulnya sudah lebih dari cukup untuk menjadi alasan mengapa kita harus segera sadar dan peduli. Tetapi untuk menjadikan sadar dan peduli tersebut bukanlah perkara mudah di tengah berbagai krisis di masyarakat, terlebih krisis keteladanan.
Namun demikian masih terbuka peluang untuk membentuk kesadaran dan kepedulaian tersebut melalui pendidikan. Melalui pendidikan ini tidak cukup hanya pada tataran kognitif tetapi harus pada tataran aplikasi. Artinya proses pendidikan yang berlangsung tidak sekedar menyampaikan pengetahuan tentang lingkungan hidup tetapi harus sudah sampai pada bagaimana menyikapi lingkungan hidup.
Dalam hal mengajak siswa meyikapi lingkungan hidup tentu saja harus ada political will dari pemerintah daerah sebagai pembuat kebijakan. Di dalam kurikulum sangat mungkin dikembangkan pendidikan lingkungan hidup, baik berdiri sendiri maupun terintegrasi dengan mata pelajaran Geografi, Biologi dan Kimia.
Umumnya tuntutan kompetensi di tingkat SMA adalah evaluasi dan analisa. Oleh karena itu diperlukan kreatifitas guru dalam mengembangkan dan menambah bobot materi agar bisa diimplementasikan oleh siswa. Artinya, guru tidak perlu terpaku semata-mata pada materi yang terdapat dalam buku paket dan LKS. Dari segi metode, kombinasi antara presentasi dan perdebatan antar siswa, menurut pengalaman penulis jauh lebih baik dalam mengeksplorasi kemampuan evaluasi dan analisa siswa.
Selain melalui kurikulum (intrakurikuler) penting juga diwajibkan kepada setiap sekolah di Kota Bandung untuk mengadakan ekstrakurikuler yang bernafaskan lingkungan hidup. Misalnya Kelompok Konservasi Siswa (KKS) yang sekarang sudah terdapat di beberapa sekolah di Kota Bandung, atau Siswa Pemerhati Lingkungan (SPL).
Banyak hal yang lebih aplikatif dapat dilakukan oleh kegiatan ekstrakurikuler ini. Di antaranya adalah kegiatan konservasi lahan binaan, reboisasi, observasi dan penelitian lingkungan hidup, pelatihan penanganan akibat bencana alam, kampanye pemeliharaan lingkungan, pemberdayaan daerah aliran sungai, wisata alam, garakan anti asap kendaraan, bike to school, dan kegiatan lain baik yang berdiri sendiri maupun kerjasama dengan instansi tertentu. Penulis Guru Geografi SMA Negeri 25 Bandung.
Artikel 2:
Surga Bawah Laut Terindah di Dunia
•
• 1
• 2
• 3
• 4
• 5
(38 votes)
Bila anda penyuka wisata bahari, berkunjung ke Kawasan Konservasi Laut (KKL) Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, patut dijadikan agenda. Meski baru dikembangkan menjadi objek wisata, potensi dan keindahan perairannya tidak kalah dengan daerah lain.
Daerah ini merupakan kawasan laut dan mangrove yang diatur untuk keperluan kegiatan perikanan berkelanjutan, wisata bahari, penelitian, dan pengembangan sosial-ekonomi masyarakat, serta pemanfaatan sumber daya laut lainnya secara lestari. Belum ada penerbangan langsung untuk menuju kawasan ini. Penerbangan dari Jakarta hanya sampai ke Balikpapan, ganti dengan pesawat kecil ke Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Berau. Dari Tanjung Redeb menggunakan speedboat menuju Pulau Derawan.
Butuh satu jam menyusuri sungai untuk sampai di muara. Jangan heran kalau anda melihat begitu banyak bagan tancap. Bagan ini milik penduduk setempat dan jumlahnya bisa ribuan. Di Pulau Derawan terdapat beberapa cottage. Air laut di kawasan ini bersih dan jernih dengan pasir putih yang membentang.
Kepulauan Derawan terletak di Laut Sulawesi, pada pesisir Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, menghadap ke mulut muara Sungai Kelai dan dikenal dengan Delta Berau. Kepulauan ini terdiri atas enam gugusan pulau besar, yaitu Pulau Derawan, Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban, Pulau Maratua, Pulau Panjang, Pulau Samama, serta beberapa pulau kecil dan gugusan karang. Terdapat 21 pulau di kepulauan ini. Gugus Kepulauan Derawan hanyalah sebagian kecil dari ratusan pulau di pesisir timur Kaltim yang berjumlah 248 pulau. Dari jumlah itu, 138 pulau belum mempunyai nama, dua pulau di antaranya Sipadan dan Ligitan hilang, menjadi milik Malaysia. Perairan di pulau ini terkenal sebagai salah satu diving spot atau tempat penyelaman yang terbaik di dunia.
Kawasan wisata laut dan konservasi yang dikembangkan menjadi wisata selam ini terkenal dengan terumbu karangnya yang sangat indah. Dengan menggunakan snorkel anda bisa menikmati keindahan terumbu karang di bawah laut karena airnya sangat bening. Tidak perlu jauh-jauh ke tengah laut, sekitar 100 meter dari bibir pantai, ikan dan terumbu karang beraneka warna sudah bisa dinikmati dengan menyewa snorkel Rp 50.000 per hari. Adapun untuk sewa peralatan scuba (self containing underwater bhreating aparatus) sekitar Rp 400.000.
Rangkaian Kepulauan Derawan yang terbentang lebih dari 100mil sepanjang garis pantai Kalimantan Timur, merupakan salah satu daerah yang paling kaya secara biologis di Indonesia. Di kepulauan ini air dari Sungai Berau bercampur dengan air dari Laut Sulawesi menciptakan suatu bentang laut yang unik dengan ciri sebuah delta sungai yang lebar menuju ke gosong karang yang tersebar, terumbu karang tepi dan atol. Di Kepulauan Derawan terdapat lebih dari 460 jenis karang. Hal ini menjadikan Kepulauan Derawan sebagai daerah yang memiliki keragaman karang keras tertinggi nomor dua di dunia setelah Kepulauan Raja Ampat di Indonesia bagian Timur.
Penelitian ini juga mencatat adanya lebih dari 870 jenis ikan, mulai dari kuda laut Pygmy yang sangat kecil sampai pari manta raksasa. Sangat sering ditemukan sekelompok besar pari manta yang berjumlah hingga 50 ekor tampak terlihat sedang mencari makan di perairan Derawan. Aneka flora dan fauna juga terdapat di kawasan ini antara lain: 347 jenis ikan karang; 222 jenis moluska (termasuk 5 jenis kima); 27 jenis krustasea, 183 jenis karang; 7 jenis lamun; dan berbagai biota langka seperti penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dugong (Dugong dugori), ikan belebele/ Napoleon (Cheilinus undulatus], kerang kima (Tridacna sp.), dan kepiting kenari (Birgus latrd). Beberapa jenis biota bernilai ekonomis penting yang ada antara lain udang lobster, kerapu, ikan merah, ikan kurisi, ikan hiu, teripang, dan kerang.
Beberapa gugus karang, seperti Moras, Lintang, Malalangun, Gasongan, Baliulin dan Masimbung juga terdapat di Kepulauan Derawan . Perairan di sekitar karang ini memiliki ekosistem bawah laut yang sangat menakjubkan. Keindahan terumbu karang, keragaman aneka jenis koral, jenis ikan dan biota karang serta pantai berpasir putih bersih menjadi pesona tersendiri tempat ini. Sejumlah binatang karang langka di Indonesia Timur dari jenis keong terdapat di beberapa pulau karang ini. Kawasan ini juga terkenal dengan habitat penyu hijau (Chelonia mydas) yang langka dan terbesar di Indonesia.
Kepulauan Derawan sebagai salah satu tempat yang paling kaya dan unik di dunia bisa menjadi destinasi anda selanjutnya. Pastikan anda menjadwalkannya pada liburan mendatang.
Selasa, 20 April 2010
Langganan:
Postingan (Atom)